Ratandi

Wednesday, February 15, 2012

V-day dalam Islam


Mungkin hari valentine adalah budaya diluar islam yang notabene memperingati perjuangan cinta dan kasih sayang. Lalu apa yang salah dengan semua itu ? Kutanyakan dalam hati saat mendengar sebuah ceramah dari seorang ustadz yang begitu prihatin dengan budaya yang dinilainya bertentangan dengan akhlak maupun akidah islam. Aku tak berani membantah secara langsung pendapat atau pandangan beliau tentang momentum ini, hanya dengan coretan ini Aku berani menyanggahnya.
Indonesia dengan mayoritas penduduknya menganut agama islam, dengan ratusan aliran dan ajaran yang berbeda namun tetap dalam wadah islam. Aku dibesarkan dalam keluarga islam yang bisa dibilang islam ktp secara umum, tetapi Aku menyebutnya islam nasional dalam bahasaku. Dimana banyak akulturasi kebudayaan pribumi (animisme) dengan islam telah mengalir sejak islam masuk (era wali).
Bukankah budaya animisme yang semula mendarah daging itu telah diarahkan searah dengan ajaran dan pandangan islam. Dahulu mungkin budaya pribumi itu adalah hal musrik dalam islam, akan tetapi dengan modifikasi dan akulturasi budaya islam semuanya menjadi lebih mengarah nilai ibadah pribumi secara islami.
Dahulu orang akan memohon keselamatan atau hal lainya dengan batu atau pohon atau hal lain selain ALLOH, bukankah sekarang tidak lagi? Walau budaya itu tetap ada pandangan atau pola pikir atau anggapan tentang hal selain Alloh itu telah berubah, semua hanyalah sebagai alat atau sarana atau lantaran untuk beribadah bukan untuk disembah.
Bukankah semua hanya masalah pola pikir, jika semua diarahkan sesuai kaidah islam menjadi lebih masuk akal, baik secara islam maupun budaya. Apa yang salah dengan cinta dan kasih sayang ? Bukankah itu juga hal baik yang juga diajarkan dalam islam, seperti kasih sayang dengan orang tua, sesama muslim, rasul dan lain sebagainya.
Mungkin yang salah adalah cara memperingatinya yang mungkin tidak sesuai dengan ajaran dan kaidah islam bukan salah momen budayanya, inilah hal yang seharusnya ditentang dan diluruskan.
Kasih sayang itu bukanlah momen setahun sekali saja, tetapi dengan adanya momen untuk di ingat akan lebih menambah rasa kasih sayang setiap saat dan waktu dengan tetap berlandaskan iman.
Mengambil sisi baik dari momen yang telah ada dan kemudian disesuaikan dengan kaidah agama yang benar akan lebih diterima daripada menentangnya secara langsung dengan mengatasnamakan ego kebenaran hakiki.
Dan siapa yang benar atau salah dalam persepsi ini ?
WALLOHU A'LAM

No comments:

Post a Comment